Description
Nieuw Brussel adalah nama pengganti Sukadana ketika Residen Gronovius melantik Tengku Akil dari Kerajaan Siak menjadi penguasa Sukadana dengan gelar Sultan Abdul Jalil Yang Dipertuan Syah di Brussel atau Sultan Sukadana setelah memakzulkan Sultan Jamaluddin Matan pada tahun 1828.
Asal muasal nama Sukadana berasal dari penyebutan terhadap orang-orang kaya dari Gunung Niut yang bergelar Dana. Orang-orang Dana ini menyelamatkan diri dari letusan Gunung Niut ke dataran tinggi yang terpisah akibat letusan Gunung Niut. Dataran tinggi ini disebut Gunung Palung. Setelah sekian generasi menempati kawasan Gunung Palung, orang-orang Dana yang telah disebut suku Dana ini sebagian besar pindah ke kawasan yang lebih dekat ke pantai, yang kemudian disebut Sukudana atau Sukadana, yang berarti kawasan pemukiman orang atau suku Dana.
Kemudian pada tahun 152 Masehi, datang rombongan keluarga Bendahara yang bergelar Dana dari Negeri Pagan yang menyelamatkan diri dari peperangan yang terjadi antara Raja Hindi dan Raja Pagan. Mereka tiba di Tanah Hujung atau Kalimantan dan membangun sebuah negeri yang dinamakan Tanjung Pura. Selama menetap di Kalimantan, rombongan orang Dana dari Negeri Pagan ini disebut Suku Dana yang kemudian menjadi nama tempat bernama Sukudana atau Sukadana.
Pada masa kejayaan Kerajaan Tanjung Pura, Sukadana sebagai pelabuhan perdagangan yang tersohor terjadi pada masa anaknya Panembahan Bandala atau Panembahan Kalahirang menjadi Panembahan Tanjung Pura bernama Panembahan Sukudana atau Sukadana. Pada masa Panembahan Sukudana ini, pusat kerajaan Tanjung Pura berada di Sukadana sehingga ia mendapat gelar Panembahan Sukadana.
Kemudian pada tahun 1610, ketika Ratu Mas Zaintan menjadi raja Tanjung Pura menggantikan suaminya, Pangeran Sorgi atau dikenal sebagai Panembahan Giri Kesuma yang wafat, Sukadana semakin menjadi bandar perdagangan yang besar. Ratu Mas Zaintan membangun Sukadana guna merebut kembali pulau Karimata dari Sultan Mataram yang pada masa itu mengklaim pulau tersebut merupakan salah satu wilayah kerajaan jajahannya sebagaimana terdapat dalam sebuah surat dari Gresik tertanggal 26 Mei 1610.
Hingga pada tahun 1828, Sukadana resmi menjadi wilayah Kesultanan sendiri yang dibentuk oleh pemerintah kerajaan Hindia Belanda bernama Kesultanan Nieuw Brussel, sebagai pengganti nama Sukadana. Pemberian wilayah Sukadana kepada Tengku Akil sebagai balas budi kepadanya yang telah banyak membantu dan berjasa terhadap kerajaan Hindia Belanda.







Reviews
There are no reviews yet.